ACEH BARAT_ Puluhan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ditipu dengan modus pekerjaan call center service, namun setibanya tempat tujuan malah bekerja sebagai penipu daring Scammer.
Dari keterangan korban berinisial FP, awalnya para oknum agen tersebut berasal dari Kota Medan dan Jakarta, yang mengaku dari sebuah perusahaan perekrutan TKI, atas nama ENO CORPORATION GRUP menjanjikan pekerjaan call center service. Kisaran gaji yang ditawarkan sebesar Rp 12-15 juta per bulan dan wilayah kerjanya ialah negara Malaysia.
“Tiket penerbangan yang diberikan ke kita tujuannya memang negara Malaysia, akan tetapi hanya satu malam saja kami di Malaysia kemudian kami dipindahkan dengan alasan pekerjaan dipindahkan ke wilayah Kamboja, “ungkap FP, Sabtu, 4 Mei 2024.
Setibanya di Kamboja, mereka, termasuk FP, dipekerjakan di sebuah ruangan yang tertutup untuk menjalankan operasi scam online, dengan menggunakan berbagai aplikasi dan perangkat komunikasi, dengan jam kerja yang mencapai enam hingga tujuh hari/ per minggu dan harus mencapai target.
“Setelah saya tau pekerjaan tidak sesuai harapan dan prosedur yang dijanjikan, kemudian saya meminta pekerjaan lain, dan juga menuntut diberikan visa kerja, jika tidak saya meminta pulang saja ke Indonesia, ” ujar FP.
Setelah mendengar hal itu, agen tersebut menolak permintaan si korban dengan menyita semua dokumen penting, paspor, Kartu Keluarga (KK) ijazah mulai dari SD SMP, SMA, dan ijazah D3 milik korban. Selanjutnya korban disekap dalam sebuah ruangan berukuran 2×3 meter, selama dua hari dan di jaga ketat oleh para pelaku.
Kemudian, agen tersebut menyuruh korban untuk menelepon pihak keluarga agar memberikan tebusan sebesar 50 juta, jika tebusan itu tidak dipenuhi maka korban selamanya tidak diperbolehkan untuk kembali ke Indonesia.
Pada hari ketiga korban berhasil melarikan diri ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di kota Phnom Penh, yang berjarak tempuh sekitar 300 Km dari tempat ia di sekap.
Mereka juga disuruh menipu sesama orang Indonesia lewat aplikasi pencarian jodoh bernama Tantan, dengan melancarkan bujuk rayu asmara, dan mengarahkan korban ke aplikasi binary option bernama Mekri.
Sementara, pemerintah Indonesia melalui kedutaan besar di Kamboja telah mengambil tindakan guna memastikan keamanan dan pemulangan para TKI tersebut ke Indonesia.
Kedutaan Besar RI di Phnom Penh, Dr. Santo Darmosumarto, juga mengingatkan para calon pekerja migran Indonesia (PMI) serta warga negara Indonesia (WNI) agar tak mudah tergiur dengan tawaran pekerjaan di Kamboja dan melakukan pengecekan dengan teliti sebelum menerima tawaran kerja.
” Modus yang kerap dilakukan perusahaan bodong yaitu dengan mengiklankan lowongan pekerjaan melalui media sosial dengan keterangan sebagai perusahaan yang bergerak di bidang investasi, niaga-el (e-commerce), informasi teknologi (IT), dan lain sebagainya,” jelas Dr. Santo Darmosumarto.
Selain itu, Kata Dr. Santo Darmosumarto, tawaran pekerjaan palsu itu kerap diikuti dengan iming-iming fasilitas tiket dan akomodasi gratis, bahkan kenaikan gaji secara berkala, serta fasilitas lainnya selama berada di Kamboja.
” Namun, alhasil setibanya di Kamboja, para TKI seringkali dihadapkan dengan kenyataan kondisi lingkungan kerja yang tak sesuai dengan apa yang ditawarkan dalam isi kontrak, “pungkasnya.
Isu pekerja migran Indonesia yang menjadi korban kejahatan lintas negara semakin serius dan memerlukan perhatian serta intervensi yang cepat dari semua pihak terkait.
Perjuangan FS dan puluhan TKI lainnya untuk kembali ke Indonesia masih panjang. Sementara itu, keluarga korban di Aceh Barat terus berdoa dan menantikan kabar baik atas kepulangan anak-anak mereka yang telah terjebak dalam jerat penipuan transnasional ini.[Alfian Akbar]