ACEH SELATAN – Sejak dilantik sebagai Pj. Bupati Aceh Selatan September 2023 lalu, berbagai langkah dan upaya terus dilakukan oleh Cut Syazalisma. Salah satunya, menurunkan angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Aceh Selatan. Hasilnya, Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan berhasil menurunkan angka kemiskinan ekstrem pada tahun 2023 dengan persentase 0,88 persen atau setara 2.107 jiwa penduduk miskin ekstrem.
Skema penurunan angka kemiskinan ekstrem diketahui berdasarkan surat dari Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI nomor B-464/11/D-I/KPS.01.00/02/2024, ditandatangani oleh Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Selaku Ketua Satgas Pengelola Data P3KE Kemenko PMK, Prof. Dr. Nunung Nuryartono.
Surat tersebut berisi perihal pemberitahuan estimasi Angka Kemiskinan Ekstrem Tingkat Kabupaten/Kota Tahun 2023, menyebutkan tingkat kemiskinan ekstrem Kabupaten Aceh Selatan tahun 2023 sebesar 0,88 persen dengan jumlah penduduk miskin ekstrem sebanyak 2.107 jiwa.
Pada tahun 2022, angka kemiskinan ekstrem di Aceh Selatan berkutat 0.94 persen, artinya mengalami penurunan sebanyak 130 jiwa dari 2.330 jiwa.
Penjabat (Pj) Bupati Aceh Selatan, Cut Syazalisma, S.STP mengapresiasi kegigihan, konsistensi dan kefokusan SKPK dalam penurunan angka kemiskinan ekstrem, terutama yang berhubungan langsung di sektor prioritas berskala nasional tersebut.
“Tingkat kemiskinan ekstrem Kabupaten Aceh Selatan mengalami penurunan sebesar 0,06 persen jika dibandingkan kondisi tahun 2022 yang terdata di angka 0,94 persen,” Kata Cut Syazalisma, Kamis, 07 Maret 2024.
Pencapaian itu, sebut Cut Syazalisma tidak terlepas dari kerja keras Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Aceh Selatan, serta semua stakeholder yang sungguh-sungguh mewujudkan kesejahteraan masyarakat agar lebih baik.
“Berbagai program, upaya dan pembangunan memihak rakyat terus dikerahkan pemerintah daerah untuk pencapaian tujuan dalam menekan angka kemiskinan ekstrem. Atas upaya dan usaha semua pihak diucapkan terimakasih dan terus kita rajut kebersamaan untuk mensejahterakan rakyat,” lanjut Cut Syazalisma.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Aceh Selatan, Masrizal, SE,M.Si menuturkan, penurunan tingkat kemiskinan ekstrem di Aceh Selatan, tidak terlepas dari kebijakan pemerintah daerah untuk menyelesaikan permasalahan itu melalui tiga strategi utama.
Pemerintah kabupaten Aceh Selatan melaksanakan instruksi presiden nomor 4 tahun 2022, dengan melakukan berbagai upaya melalui tiga strategi penghapusan kemiskinan ekstrem.
Pertama, cara atau strategi penurunan beban pengeluaran masyarakat. Konsep ini dijabarkan melalui beberapa program yang tersebar dan menyentuh rakyat miskin di beberapa OPD, diantaranya melalui pemberian bansos, senif fakir dan miskin, bantuan beasiswa kepada mahasiswa berprestasi dan beasiswa satri/santriwati Dayah/Pasantren.
Masih keterangan Kepala Bappeda, strategi kedua diterapkan Pemkab Aceh Selatan dengan upaya meningkatkan pendapatan masyarakat miskin dan miskin ekstrem melalui sektor perekonomian, pertanian, kelautan dan perikanan.
“Masyarakat miskin diberdayakan dengan penyaluran modal usaha diutamakan kepala keluarga perempuan miskin yang sudah punya cikal usaha seperti berjualan, menjahit, pedagang pasar, usaha penggorengan dan UEP lainnya,” jelas Masrizal.
Pemerintah Aceh Selatan juga membangun berbagai fasilitas untuk memudahkan akses perkembangan perekonomian di sektor Perkebunan, kerajinan, jualan dan lain-lain.
Langkah ketiga mengurangi kantong-kantong kemiskinan, usaha yang ditempuh membangun dan merehabilitasi rumah-rumah masyarakat tidak layak huni, membangun fasilitas sanitasi pada daerah – daerah yang terdapat banyak warga miskin.
“Ketiga strategi situ menjadi skala prioritas pemerintah Aceh Selatan sekaligus menurunkan angka stunting. Di masa pemerintahan transisi, bapak Pj bupati terus mensinergikan berbagai program termasuk pencanangan tanam Cabai dan komoditi unggulan lainnya,” pungkas Masrizal. (HS)