Banda Aceh—Dewan Kesenian Banda Aceh memberikan apresiasi yang tinggi terhadap kesuksesan Duek Pakat Kebudayaan Aceh yang diinisiasi oleh forum Silaturrahmi untuk Kebudayaan Aceh Terarah (SUKAT) selama dua dua hari 14-15 November 2024.
Ketua DKB, Herman RN, mengatakan Duek Pakat Kebudayaan Aceh ini merupakan sejarah baru dalam membangun partisipasi subjek kebudayaan demi membangun dan memajukan objek kebudayaan di Aceh.
“Ini sejarah baru dalam kebudayaan Aceh. Seluruh subjek kebudayaan di Aceh, mulai seniman, budayawan, pelaku dan penikmat seni, termasuk pawang unoe, pawang gajah, semua berkumpul di Banda Aceh. Ini sangat tidak mudah. Mereka duduk sama sebahu, berdiri sama tegak, membicarakan Rancangan Qanun Kebudayaan Aceh. Ini luar biasa,” ujar Herman RN.
Menurut Herman, SUKAT sebagai forum perkumpulan lintas seniman dan pekerja kebudayaan telah membuktikan bahwa seniman dan budayawan di Aceh masih kompak.
“Sekali lagi, saya sangat apresiatif dan salut pada SUKAT. Dengan gerakan kebudayaan, SUKAT berhasil menggagas silaturrahmi lintas subjek kebudayaan dari seluruh Aceh. Apresiasi yang tinggi juga buat Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Aceh yang memfasilitasi seluruh kebutuhan duek pakat, termasuk memfasilitasi hotel penginapan seluruh peserta, menyediakan pula transportasi dan uang saku. Ini sangat dahsyat,” kata Herman.
Dosen FKIP USK itu angkat topi pada BPK Wilayah I Aceh, mulai dari pimpinan hingga stafnya. Kata Herman, sejak pra-duek pakat hingga selesai kegiatan, Kepala BPK dan stafnya terus berada di lapangan, memonitoring pelaksanaan dan kebutuhan para peserta.
“Dahsyat sekali BPK. Salut,” tegasnya.
Kegiatan yang berlangsung di Taman Ratu Safiatuddin itu difasilitasi oleh Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah I Aceh, mulai kebutuhan duek pakat, penginapan para peserta, hingga honor para fasilitator..
Kepala BPK Wilayah I Aceh, Piet Rusydi, saat penutupan Duek Pakat Kebudayaan Aceh mengatakan pihaknya akan terus berupaya dan berusaha menjadi fasilitator dan mediator bagi para subjek kebudayaan di Aceh.
“Kita sudah memiliki presiden baru. Kementerian juga langsung Kementerian Kebudayaan. Sekarang, tinggalkan friksi-friksi yang tidak penting, tetapi kita cari celah dan bangun strategi pemajuan kebudayaan. BPK akan siap menjadi mediator, fasilitator, dan wadah bagi teman-teman semua,” ujar Piet saat menutup kegiatan tersebut.