Home » Bisnis » Ingkari Kesepakatan, PT Indoasia Mineral Persada Dituding Tak Beretika dalam Bisnis

Ingkari Kesepakatan, PT Indoasia Mineral Persada Dituding Tak Beretika dalam Bisnis

IMG_20240613_201823

ACEH BARAT_ Kepala Teknik Tambang (KTT) Koperasi Putra Putri Aceh (KPPA), Munawir mengaku kesal terhadap perilaku perusahaan PT. Indoasia Mineral Persada yang sudah melanggar kesepakatan bersama pada 5 Juni 2024 di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu satu pintu Provinsi Aceh, bahwa tidak boleh ada kegiatan pekerjaan sebelum menyelesaikan butir-butir kesepakatan. 

KTT KPPA mengatakan pihak PT. Indoasia Mineral Persada sudah sepakat tidak melakukan kegiatan apapun di wilayah IUP KPPA sebelum mereka menyelesaikan butir-butir kesepakatan dengan KPPA, akan tetapi baru-baru ini pihak nya menemukan perusahaan sudah bekerja selama 1 sepekan lebih.

” Padahal mereka sudah sepakat dengan hasil mediasi yang dihadiri oleh KPPA, PT. IMP, DPMTSP Aceh dan ESDM Aceh bahwa kegiatan pertambangan yang dilakukan oleh PT. Indoasia harus diselesaikan terlebih dahulu butir-butir kesepakatan perjanjian baru dengan para pihak KPPA dan PT. IMP, dan tidak melakukan pekerjaan sebelum mereka menyelesaikan,”Kata KTT Munawir kepada Presentatif, Kamis, 13 Juni 2024.

Kemudian, dalam kesepakatan tersebut sudah mengeluarkan surat penangguhan alat pengerukan/kapal PT. IMP diarea IUP KPPA tertanggal 06 juni 2024, disitu disebutkan bahwa PT. Indoasia menjamin tidak ada aktivitas dari alat pertambangan.

Hal ini berdasarkan hasil mediasi antara PT. Indoasia Mineral Persada dan KPPA dengan mediator Inspektorat Tambang di Banda Aceh tanggal 05 Juni 2024.

“Dipertegaskan dalam kesepakatan tersebut perihal tersebut menyatakan kegiatan pertambangan dilakukan dengan syarat harus terselesaikan proses butir-butir perjanjian baru antara PT. Indoasia dan KPPA dan surat tersebut tembusan ke Kepala Dinas ESDM Provinsi Aceh,”ujar Munawir.

Setelah itu, pada hari Minggu tanggal 09 Juni 2024 mereka telah melakukan kegiatan pertambangan di area IUP KPPA tanpa adanya koordinasi dengan KPPA dan pihaknya telah berupaya menegur via whattapp kepada pihak PT. Indoasia tidak boleh melakukan aktivitas pertambangan sebelum butir-butir perjanjian baru selesai. 

“Tetapi teguran tersebut tidak direspon dan ditanggapi dengan baik oleh pihak PT. indoasia sampai tanggal 13 Juni 2024 mereka masih melakukan kegiatan pertambangan diarea IUP KPPA dengan bukti foto dan video yang dikirim oleh masyarakat,”ungkap Munawir.

Menurut Munawir hal ini sangat merugikan pihaknya selaku pemilik IUP tanpa ada izin dari mereka pihak PT. Indoasia Mineral Persada berani melakukan aktivitas pertambangan dengan cara diam-diam tanpa adanya pemberitahuan.

“Mereka tidak adanya lagi etika dalam berbisnis serta tidak menghargai hasil mediasi dari Pemerintah Aceh tanggal 05 Juni 2024, menurut saya ini pelanggaran yang sangat berat dan saya ingin kapal keruk Indoasia berhenti dan keluar dari IUP KPPA karena mereka telah melanggar hasil mediasi tersebut,”tutup Munawir.||Alfianpasee

Menarik Untuk Anda

Berita Terkait

Berita Terkini

Rumpun Budaya Seni Sumatera Minta Gubernur Aceh Terpilih Perhatian Khusus Pelestarian Budaya dan Sejarah Aceh

Banda Aceh – l Ketua Umum Pengurus Besar Rumpun Budaya Seni Sumatera Nusantara Dr. Khairul Abrar IH meminta pasangan gubernur terpilih Provinsi Aceh Muallem Dek Fath dalam pemerintahannya lima tahun ke depan menaruh perhatian khusus dan berbuat banyak dalam bidang pelestarian budaya dan sejarah Aceh. Harapan Dr. Khairul Abrar yang juga Ketua salah satu organ…

SMA Negeri 1 Badar Aceh Tenggara Larang Siswa Bawa HP ke Sekolah

ACEH TENGGARA_ Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Badar Kabupaten Aceh Tenggara, Dede Suhery M.Pd melarang siswa membawa handphone ke sekolah. Menurutnya, hal ini untuk bertujuan meningkatkan kedisiplinan siswa-siswi dan mematuhi aturan tata tertib sekolah. “Kami sudah melakukan pemanggilan kepada seluruh orang tua siswa-siswi yang bersekolah di SMA 1 Badar untuk datang ke sekolah. Kami…

Dana BLT Dimanipulasi, Warga Gampong Punti Laporkan Dugaan Pemalsuan Tanda Tangan

ACEH UTARA – Dugaan kasus pemalsuan tanda tangan untuk memperoleh Bantuan Langsung Tunai (BLT) secara ilegal mengguncang masyarakat Gampong Punti, Kecamatan Syamtalira Bayu, Kabupaten Aceh Utara. Seorang warga bernama Munir (36) telah melaporkan kejadian ini ke SPKT Polres Lhokseumawe pada Senin, 3 Februari 2025, sekitar pukul 10.00 WIB dengan Nomor reg/45/II/2025/Aceh/Res Lsmw. Saat ini, pihak…

Bupati Terpilih Aceh Tenggara Tegaskan Kepada Kepala Desa Tidak Ada Lagi Tersandung Kasus Tipikor

Aceh Tenggara_ Bupati terpilih Kabupaten Aceh Tenggara periode 2025-2030 H.M Salim Fakhry S,E. M,M. Meski belum dilantik, namun sudah menyampaikan komitmennya kepada seluruh kepala desa. “Tidak sedikit kepala desa di Aceh Tenggara yang tersandung kasus tindak pidana korupsi, bahkan sudah ada sebagian ditahan di lapas kelas II B Kutacane,”ungkapnya, Senin 3 Februari 2024. Menurutnya, ada…

Selama Januari 2025 Sebanyak 364 Orang Sudah Memiliki SIM di Aceh Tenggara

Aceh Tenggara_ Selama Januari 2025, sebanyak 364 orang sudah memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) di Kabupaten Aceh Tenggara. Kapolres Aceh Tenggara AKBP R Doni Sumarsono melalui Kasat Lantas Iptu Irwansyah Putra Pelis mengatakan, selama Januari 2025 sebanyak 364 orang sudah memiliki SIM.  Irwansyah mengatakan, untuk pemohon pembuatan SIM A sebanyak 113 orang, SIM B 17…