Home » Opini » Babi Ngepet and The Genk

Babi Ngepet and The Genk

images - 2024-10-27T135632.870

Opini oleh : Fauzan Azima

EMPAT orang pemuda kampung bersepakat mencari rezeki dengan cara tak wajar. Mereka masuk ke hutan untuk menuntut ilmu hitam demi kekayaan. Orang-orang menyebutnya sebagai pesugihan atau jalan pintas untuk mendapatkan uang dan kekayaan.

Di hutan, empat sekawan itu melaksanakan ritual babi ngepet.  Terminologi Aceh tidak mengenal istilah babi ngepet yang populer di kalangan masyarakat Jawa. Kalau pun dipaksakan dalam bahasa Aceh istilah babi ngepet menjadi “bui jieseup” atau “setan bui” untuk merampok kekayaan orang dengan cara gaib. 

Demikianlah, setelah mengasingkan diri selama 44 hari yang jauh dari kampung, akhirnya mereka bertemu dengan siluman babi. Ini jelas bukan usaha yang mudah. Namun setiap usaha yang dilaksanaan dengan sungguh-sungguh, walaupun agak miring-miring ke kiri, tidak sia-sia.

Setelah bertemu siluman babi, empat pemuda itu akhrinya bertemu menguasai ilmu babi ngepet secara sempurna. Sebagai sesama petapa, mereka merasa perlu membangun jiwa corsa dan sepakat bergerak dalam satu wadah bernama “Perhimpunan Babi Ngepet and The Genk”.

Dari nama ini tumbuh semangat kebersamaan dan kekompakan. Apalagi usaha mereka masuk dalam kelompok usaha berisiko tinggi; menggasak harta orang lain. Mereka harus saling bantu saat satu dari mereka berkasus.

Nah, ilmu telah dikuasai. Organisasi pun terbentuk. Jiwa korsa terpantri di hati. Kini tinggal beraksi. Apalah arti ilmu tinggi jika tidak dipraktikkan. Mereka pun mencoba peruntungan dengan aksi pertama.

Malam itu, mereka menyediakan sesaji di atas kembang setaman, minyak wangi, kopi pahit, kemenyan, darah ayam cemani, dan baskom berisi air. Di bagian tengah baskom terdapat lilin yang menyala.

Sementara itu, bentuk kerja sama istri-istri ke-empat pemuda itu adalah tetap setia menjaga api lilin agar tetap tenang. Apabila sewaktu-waktu api dari lilin bergoyang, sang istri harus memadamkan supaya suami mereka yang menjelma menjadi babi ngepet selamat dari amukan massa.

Selanjutnya, ke-empat pemuda itu membungkus badan dengan kain hitam. Setelah merapal mantra, mereka pun menjelma menjadi babi. Meski tubuh mereka babi, otak mereka tetap otak manusia. Meski dalam wujud babi mereka harus tetap waspada untuk berkeliling kampung menggasak harta benda warga.

Babi ngepet itu menggesek-gesekan badan mereka ke dinding rumah yang ditarget dan secara ajaib uang serta perhiasan berpindah kepada mereka. Sebelum matahari terbit para babi ngepet pulang ke rumah masing-masing. Dan di dalam kain hitam, terkumpul uang dan perhiasan senilai lebih dari Rp 22 juta.

Hasil yang lumayan untuk kerja semalam. Setelah dibagi sesuai dengan kesepakatan, empat sekawan itu memberikan uang hasil usaha mereka kepada istri mereka masing-masing yang setia selama mereka beroperasi.

Salah seorang istri dari genk babi ngepet ini gemar live di Tiktok dan memamerkan hasil usaha suaminya dengan cara haram. Ya, tentu ini adalah tindakan wajar. Apalagi si istri juga mendapatkan jatah dari setiap aksi kejahatan mereka. Jadi, bisa disimpulkan, kerjasama dan kesetiaan istri adalah kunci keberhasilan aksi babi ngepet.

Aksi demi aksi babi ngepet terus dilakukan. Tentu dalam skala yang lebih besar. Dan belum begitu lama aksi mereka beritanya sempat viral karena dalam semalam mereka bisa merampok lebih dari Rp. 70 juta.

Uang dan barang berharga warga kampung terus menerus dirampok. Sementara aparat kampung tidak bisa bertindak. Padahal warga tahu, sejurus dengan raibnya harta warga, empat pemuda itu bergelimang harta. Mereka tanpa ragu memamerkan harta rampokannya di media sosial.

Meskipun nyata sudah mereka merampas harta warga, namun hukum di negeri ini tidak mampu menjeratnya. Apalagi empat sekawan ini dikenal luas, benar-benar licin. Bahkan meski masyarakat tahu bahwa babi ngepet itu adalah mereka, hampir tak ada bukti yang kuat untuk menjerat mereka ke mahkamah kampung.

Hanya ada desas-desus. Sementara mereka terus menumpuk kekayaan dengan jumlah yang di luar nalar.  Aksi ini terus mereka lakukan. Gaya hidup mereka pun perlahan berubah. Menjadi lebih hedon. Bahkan salah satu dari mereka ingin mencalonkan diri menjadi kepala desa.

Mungkin dia sudah bosah menggesek-gesekkan badan ke dinding rumah warga sehingga merasa perlu memegang brangkas dana gampong. 

Bagi empat sekawan itu, babi ngepet hanyalah jalan untuk menumpuk kekayaan. Jika satu saat nanti mereka harus menjadi siluman babi sebagai panutan pemuda kampung yang ingin menjadi babi ngepet, itu tidak masalah.

Malah dari kacamata bisnis, sangat baik menciptakan ekosistem babi ngepet. Empat sekawan itu tinggal menunggu upeti dari junior mereka di rumah masing-masing sambil live di Tiktok.

 Penulis adalah Mantan Panglima GAM Linge

Menarik Untuk Anda

Berita Terkait

Berita Terkini

Bupati Terpilih Aceh Tenggara Tegaskan Kepada Kepala Desa Tidak Ada Lagi Tersandung Kasus Tipikor

Aceh Tenggara_ Bupati terpilih Kabupaten Aceh Tenggara periode 2025-2030 H.M Salim Fakhry S,E. M,M. Meski belum dilantik, namun sudah menyampaikan komitmennya kepada seluruh kepala desa. “Tidak sedikit kepala desa di Aceh Tenggara yang tersandung kasus tindak pidana korupsi, bahkan sudah ada sebagian ditahan di lapas kelas II B Kutacane,”ungkapnya, Senin 3 Februari 2024. Menurutnya, ada…

Selama Januari 2025 Sebanyak 364 Orang Sudah Memiliki SIM di Aceh Tenggara

Aceh Tenggara_ Selama Januari 2025, sebanyak 364 orang sudah memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) di Kabupaten Aceh Tenggara. Kapolres Aceh Tenggara AKBP R Doni Sumarsono melalui Kasat Lantas Iptu Irwansyah Putra Pelis mengatakan, selama Januari 2025 sebanyak 364 orang sudah memiliki SIM.  Irwansyah mengatakan, untuk pemohon pembuatan SIM A sebanyak 113 orang, SIM B 17…

Lsm Perkara, Surati Dinas Kominfo Pemintaan Data JKN Empat Puskesmas di Aceh Tenggara

Aceh Tenggara_ Dewan Pimpinan Cabang, Lembaga Swadaya Masyarakat, Pemerhati Kinerja Aparatur Negara  (DPC Lsm Perkara) surati PPID utama untuk mendapatkan Informasi Publik atau data Pengelolaan dana kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tahun anggaran 2023, kepada empat UPTD Puskesmas, Melalui Pejabat Pengelola Informasi Publik Daerah (PPID Utama), Dinas Kominfo Kabupaten Aceh Tenggara. Adapun surat yang di…

Forjias Minta DPRK Aceh Selatan Segera Panggil Perusahaan Terkait Polemik Tambang

ACEH SELATAN – Polemik pengangkutan hasil tambang di Aceh Selatan menjadi pembahasan serius yang melibatkan para pihak di kabupaten tersebut. Mulai dari LSM, mahasiswa hingga DPRK Aceh Selatan terus memberikan stetmen-stetmen yang beragam di berbagai media massa. Beragam tuntutan bermunculan, menjadi representasi masyarakat terhadap aktivitas pengangkutan tambang di Kabupaten Aceh Selatan. Namun hingga saat ini…

Lagi-lagi Akun Facebook Palsu Catut Nama dan Foto H Mirwan MS, Masyarakat Diminta Waspada

ACEH SELATAN_Nama dan foto Bupati Aceh Selatan terpilih H Mirwan MS lagi-lagi dicatut oleh oknum tak bertanggung jawab untuk tujuan penipuan.  Akun Facebook yang memakai nama “Haji Mirwan Pro” itu setelah ditelusuri lebih lanjut oleh tim H Mirwan secara jelas merupakan akun palsu yang memakai foto profil pasangan MANIS (H Mirwan -H Baital Mukadis). Salah…