GAZA – Warga Palestinabersiap menyambut Ramadhandalam suasana suram dengan peningkatan langkah-langkah keamanan oleh polisi Israeldan momok perang serta kelaparandi Gazayang membayangi bulan suci yang biasanya dirayakan umat Islam dengan suka cita. Susana suram ini juga termasuk pembicaraan gencatan senjata yang belum capai kesepakatan.
Ribuan polisi telah dikerahkan di sekitar jalan-jalan sempit Kota Tua di Yerusalem, di mana puluhan ribu jamaah diperkirakan setiap hari berada di kompleks Masjid Al Aqsa, salah satu situs paling suci dalam Islam.
Daerah tersebut, yang dianggap sebagai tempat paling suci oleh orang-orang Yahudi yang mengenalnya sebagai Temple Mount, telah lama menjadi titik masalah dan merupakan salah satu titik awal perang terakhir pada 2021 antara Israel dan Hamas, gerakan Islam yang menguasai Gaza.
Konflik yang berlangsung selama 10 hari tersebut seolah tidak ada apa-apanya dibandingkan perang saat ini, yang kini telah memasuki bulan keenam. Serangan ini dimulai pada 7 Oktober ketika ribuan pejuang Hamas menyerbu masuk ke Israel, menewaskan sekitar 1.200 orang, menurut perhitungan Israel.
Kampanye Israel yang tiada henti di Gaza telah menyebabkan peningkatan kekhawatiran di seluruh dunia karena meningkatnya risiko kelaparan yang mengancam akan menambah jumlah korban jiwa yang telah melampaui angka 31.000 orang.
Dalam pesan Ramadhan kepada umat Islam di dalam dan luar negeri, Presiden Amerika Serikat (AS) AS Joe Biden berjanji pada Minggu (10/3/2024) untuk terus mendorong bantuan kemanusiaan ke Gaza, gencatan senjata dan stabilitas jangka panjang di wilayah tersebut.
“Saat umat Islam berkumpul di seluruh dunia dalam beberapa hari dan minggu mendatang untuk berbuka puasa, penderitaan rakyat Palestina akan menjadi perhatian utama banyak orang. Ini adalah hal yang selalu saya pikirkan,” kata Biden dalam pernyataannya, dikutip Reuters.
“Kepada mereka yang berduka selama masa perang ini, saya mendengarkan Anda, saya melihat Anda, dan saya berdoa agar Anda menemukan penghiburan,” lanjutnya.[okezone]