JAKARTA - Pemimpin tertinggi Hizbullah Lebanon, Hasan Nasrallah menegaskan bahwa pembunuhan Wakil Pemimpin Hamas Saleh Al-Arouri tidak akan dibiarkan begitu saja.
Arouri disebut tewas dalam serangan drone dari Israel di Lebanon tepatnya di di Dahiyeh, yang merupakan lingkungan permukiman tetapi juga dipakai sebagai salah satu wilayah yang digerakkan Hizbullah. Di wilayah ini juga terdapat kantor Hamas.
“Kematian Arouri adalah kejahatan besar dan berbahaya yang tidak bisa kita diamkan. Jika Israel mengobarkan perang terhadap Lebanon, tidak akan ada batasan dan aturan dengan apa yang akan dilakukan Hizbullah,” kata Nasrallah, dikutip dari BBC, Kamis (4/1/2024).
Kami tidak takut perang,” tegasnya lagi.
Sama seperti Hamas, Hizbullah sendiri dianggap sebagai kelompok teroris oleh Israel dan para sekutu Barat-nya.
Israel di Beirut. Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati menyuarakan kekhawatirannya dengabn eskalasi yang terus berlanjut.
“Pembunuhan ini adalah kejahatan baru Israel yang dimaksudkan untuk memicu fase konflik baru, menyusul serangan harian di Lebanon selatan,” ungkap Mikati.
Saleh Al-Arouri adalah salah satu pendiri Hamas. Ia sempat dipenjara di Israel selama 15 tahun. Usai bebas, ia mengasingkan diri ke Lebanon.
Amerika Serikat (AS) memasukkan Arouri ke dalam daftar hitam teroris global pada tahun 2015. Bahkan AS pernah menjanjikan hadiah sebesar 5 juta dolar AS untuk setiap informasi akurat soal Arouri, yang kala itu berpindah-pindah.
Sementara itu, selama peperangan Hamas dengan Israel di Jalur Gaza, Arouri disebut aktif dalam pembicaraan gencatan senjata, termasuk soal pertukaran sandera.
Hingga hari ini belum ada tanggapan dari Israel soal kematian Arouri. Namun Hizbullah yakin drone yang menewaskan Arouri tersebut adalah milik Israel.[IDN Times]