ACEH BARAT _ Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Barat, Muhammad Priya Nyona Feby menyebutkan perlu langkah yang konkrit untuk mengatasi pencemaran lingkungan di pesisir laut Kecamatan Mereubo. Hal itu disebabkan perlu adanya keseriusan pemerintah setempat untuk mengambil tindakan, Selasa, 3 September 2024.

Kata Feby, banyak hal yang akan merugikan masyarakat yang berada di wilayah pesisir laut Kecamatan Meureubo, hampir semua masyarakat mengeluh dengan kondisi lingkungan sehingga terhambat pada mata pencaharian.

“Nelayan yang mencari udang sabu banyak yang mengeluh karena ketika mereka menjaring sabu malah batubara yang mereka dapatkan,” ujar Feby.

Feby menjelaskan warga saat ini mengumpulkan batubara kedalam karung juga merasa berat, karena pihak perusahaan tidak menerima bongkahn besar, sedangkan batubara yang kecil-kecil tidak diterima dan dibiarkan di pinggiran pantai.

"Seharusnya semua itu diambil tanpa sortir kecuali sampah, untuk pembayaranpun harus tunggu satu bulan lebih untuk pencairan,"kata Feby.

Feby mengungkapkan banyak warga mengadu kepada dirinya, agar disampaikan kepada perusahaan agar pembayaran tidak terlulama, hal itu dikarenakan mereka juga butuh beli keperluan hidup.

"Batu bara yang dijual keperusahaan pasti lebih menguntungkan pihak perusahaan, namun dampak yang dialami oleh penduduk sekitar sangat berbahaya,"jelas Feby.

Feby meminta kepada perusahaan dan pemerintah baik provinsi dan daerah untuk tidak tutup mata akan hal ini. 

"Ini harus segera ditemukan solusi mengatasi pencemaran lingkungan agar masyarakat tak dikorbankan, pencemaran lingkungan itu sangat bahaya bagi lingkungan,"tutup Feby.|Alfianpasee

ACEH BARAT_ H Kamaruddin (Hakam) menyebutkan Hakam-Ayi akan membuat perubahan jika terpilih sebagai Bupati dan wakil Bupati Aceh Barat, tahun 2024-2029 tanpa ada king maker atau pemodal dibelakang layar, Jum'at 30 Agustus 2024.

Kata Hakam dirinya maju untuk pilkada 2024 sebagai pasangan calon Bupati dan wakil Bupati Aceh Barat, berniat melakukan perubahan di kabupaten Aceh Barat, karena menurutnya daerah tersebut perlu pemimpin yang tulus untuk menjalankan pemerintahan demi kepentingan masyarakat. 

"Aceh Barat ini harus muncul seorang pemimpin yang tulus untuk menjalankan program-program kepada masyarakat, yang tulus menjalankan pemerintahan yang tulus melihat kondisi alam yang ada di Aceh Barat,"ujar Hakam, kepada Presentatif.Com.

Kata Hakam, dengan 3 Partai (Golkar, Nasdem, PNA) yang di usung dirinya untuk mendaftarkan diri sebagai calon Bupati dan wakil Bupati Aceh Barat, dirinya yakin 81 persen pihaknya akan menang.

"Kami tidak punya siapa-siapa dibelakang kami, kami tidak ada pemodal yang ada di belakang kami, kami tidak ada King Maker di belakang kami, kami tidak ada oligarki dibelakang kami, karena ketika kami memimpin kami bukanlah aset orang lain,"ungkap Hakam.

Hakam juga menyebutkan ketika pasangannya memimpin nanti, tanpa ada orang lain yang mempengaruhi dirinya.

"Ketika kami memimpin nantinya, kami memimpin dengan diri sendiri tidak mampu dipengaruhi oleh pihak lain,"sebut Hakam.

Hakam berharap, untuk menggapai menjadi orang nomor satu di Aceh Barat demi tercapainya perubahan kepada daerah, perlu dukungan masyarakat dari masyarakat dari kota hingga ke pelosok Desa di kabupaten setempat.

"Kami maju ini bukan kepentingan pribadi, hanya untuk melakukan perubahan pada kabupaten Aceh Barat, jika Allah SWT mengizinkan pihaknya akan tulus melayani masyarakat,"tutup calon wakil Bupati, Ayi.||Alfianpasee

ACEH BARAT_ Ribuan masyarakat Desa Peunaga Pasie, kecamatan Meureubo, Aceh Barat, berbondong-bondong mengutip batu bara yang tumpah di pesisir laut.

Sejauh ini sudah 3.400 karung sudah dibeli oleh pihak perusahaan PT. Mifa Bersaudara, Rabu, 28 Agustus 2024.

Masyarakat setempat mengutip batu bara tersebut dan memasukkannya ke dalam karung lalu di jual kepada PT. Mifa Bersaudara.

"Iya batu bara terlihat di pinggiran pantai bertaburan dari 17 Agustus 2024 lalu, sampai hari ini batu bara masih juga berceceran,"ujar Sekretaris Desa Peunaga Pasie, Muhammad Nasir.

Kata Muhammad, batu bara yang dipungut akan dibayar 1 karung dengan harga 30 ribu yang diambil oleh perangkat desa, sedangkan warga dengan harga 25 ribu per karung.

"Warga nanti menjualnya ke kita, dengan harga 25 ribu, setelah kami tumpukkan semua kami jual ke PT Mifa Bersaudara dengan harga 30 ribu,"sebut Muhammad.

Hal itu dilakukan karena mereka yang memfasilitasi agar masyarakat dapat manfaat dari pengutipan tersebut, hasil yang diambil 5 ribu setiap karung akan diberikan ke pengurus.

"Kami punya pengurus yang mengurus dibidang itu, kalau tidak ada kami siapa yang urus nanti,"cetus Muhammad.

Muhammad menyebutkan, selama ini masyarakat telah berhasil mengutip batubara yang tercecer sebanyak 4.300 karung, akan tetapi belum dibayar pihak perusahaan. 

"Saat ini ada 3.000 karung lagi yang belum dikutip oleh warga yang berada di pinggiran pantai Penaga Pasie, dan di dalam laut waktu kami menyelam masih banyak juga kami lihat, kemana kita injak semua batu bara,"tutup Muhammad.||Alfianpasee 

ACEH BARAT_ Sebuah rumah kosan di Desa Rantau Panjang Timur, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat, tepatnya di ADB 1 dilempari batu oleh Orang Tak Dikenal (OTK). Sehingga mengakibatkan kaca jendela kosan tersebut pecah, Rabu, 28 Agustus 2024.

"Iya benar kaca kosan milik saya dilempari batu oleh OTK, pada saat itu anak kosan lagi istirahat di kediamannya," ujar pemilik kosan, Hendry Lucky pada Presentatif.com.

Kata Hendri, salah satu anak kosan pada saat di lempari batu mengenai kaca jendela dan yang melempari batu tersebut sempat dilihat berjenis kelamin laki-laki.

"Kami menduga pelakunya laki-laki naik motor scoopy putih, pada saat itu anak kosan sempat melihat, pelaku mengendarai sepeda motor tersebut,"ujar Hendry.

Hendry menyebutkan pada saat itu kejadian pada pukul 21.40 WIB, (27/8) malam, sehingga anak-anak kos menjadi ketakutan.

"Setelah dilempari batu anak kosan langsung menghubungi saya dengan seraya menangis, warga dan pihak kepolisian juga lansung datang Kelokasi untuk melihat langsung kejadian tersebut,"ucap Hendry.

Setelah kejadian tersebut Hendry lansung melaporkan kepada pihak kepolisian atas kejadian menimpa kosannya, dan berharap pihak berwajib dapat menangkap pelaku tersebut.

"Ada batu yang masih tinggal di kamar, kita meminta pihak kepolisian bisa ambil sidik jari di batu tersebut,"tutup Hendry.||Alfianpasee