JAKARTA- Lemahnya permintaan dari China masih mendorong penurunan harga minyak mentah dunia. Hal ini masih membatasi minyak untuk dapat kembali melesat ke level US$80 per barel.
Pada perdagangan hari ini Jumat (19/1/2024), harga minyak mentah WTI ditutup melemah 0,90% di posisi US$73,41 per barel, begitu juga dengan harga minyak mentah brent ditutup turun 0,68% di posisi US$78,56.
Namun secara mingguan, minyak mentah WTI masih mencatatkan penguatan 1%, begitu juga dengan minyak mentah brent tercatat terapresiasi 0,34% dalam sepekan.Harga minyak ditutup sedikit lebih rendah pada perdagangan Jumat namun mencatat kenaikan mingguan karena ketegangan di Timur Tengah dan gangguan terhadap produksi minyak mengimbangi kekhawatiran terhadap perekonomian China dan global.
Di China, pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat dari perkiraan pada kuartal keempat menimbulkan keraguan terhadap perkiraan bahwa permintaan di sana akan mendorong pertumbuhan minyak global pada tahun 2024.
“Pasar ekuitas China minggu ini turun mendekati level terendah dalam lima tahun,” ujar Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho Bank. Indikasi melemahnya permintaan mendorong harga minyak mentah turun pada hari Jumat.
Sementara dari Timur Tengah, risiko geopolitik mendukung harga minyak dalam pekan ini.
Pada hari Jumat, ketegangan meningkat di Gaza ketika pasukan Israel bergerak ke selatan melawan militan Hamas, sementara pada awal minggu ini, AS melancarkan serangan baru terhadap rudal anti-kapal Houthi yang ditujukan ke Laut Merah.
Meskipun konflik di Timur Tengah tidak menghentikan produksi minyak, pemadaman pasokan terus terjadi di Libya.
Sementara itu di AS, sekitar 30% produksi minyak di North Dakota, negara bagian penghasil minyak terbesar ketiga di negara itu, tetap ditutup karena suhu dingin yang ekstrim, menurut otoritas pipa negara bagian tersebut pada hari Jumat.
Produksi telah dipotong sekitar 700.000 barel per hari, atau lebih dari setengahnya, pada pertengahan minggu.
Diperlukan waktu satu bulan agar produksi kembali ke tingkat normal, menurut regulator negara bagian pada hari Jumat.
“Gangguan pasokan tetap menjadi risiko positif namun juga ada risiko negatifnya, termasuk perekonomian global,” ujar Craig Erlam, analis di broker OANDA.
Selain itu, jumlah rig minyak yang beroperasi di AS, yang merupakan indikator awal produksi, turun dua menjadi 497 pada minggu ini, menurut Baker Hughes pada hari Jumat.
Badan Energi Internasional pada minggu ini menaikkan perkiraan permintaan global tahun 2024, namun proyeksinya hanya setengah dari perkiraan kelompok produsen OPEC. Badan yang berbasis di Paris ini juga mengatakan bahwa jika terdapat gangguan signifikan terhadap arus barang, pasar tampaknya memiliki pasokan yang cukup baik pada tahun 2024.
Perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global masih belum jelas, karena para pemangku kepentingan dan lembaga penelitian memberikan proyeksi yang sangat berbeda,” menurut analis Bjarne Schieldrop dari SEB.
Premi kontrak Brent bulan pertama dibandingkan kontrak enam bulan LCOc1-LCOc7 naik hingga US$2,15 per barel pada hari Jumat, tertinggi sejak November. Struktur ini, yang disebut kemunduran, menunjukkan persepsi pasokan yang lebih terbatas untuk pengiriman yang cepat.
Manajer keuangan memangkas posisi net long minyak mentah berjangka AS dan opsinya dalam sepekan hingga 16 Januari, menurut data Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC) pada hari Jumat. [CNBC]
ACEH TENGGARA_ Musibah kebakaran kembali terjadi di Desa Lawe Pekhidinen, Kecamatan Lawe Sigala-gala, Kabupaten Aceh…
ACEH TENGGARA_Seorang pria yang bernama Sangkot Reno Nainggolan (19) warga Desa Sigai Indah, Kecamatan Babul…
ACEH JAYA - Dalam rangka mendukung Program Ketahanan Pangan Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya melalui Tim…
ACEH SELATAN _ Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Tapaktuan menggelar SMANSA FEAST III bertempat…
Banda Aceh - l Ketua Umum Pengurus Besar Rumpun Budaya Seni Sumatera Nusantara Dr. Khairul…
ACEH TENGGARA_ Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Badar Kabupaten Aceh Tenggara, Dede Suhery M.Pd…