BANDA ACEH- Meskipun hasil perolehan suara yang diraih mantan walikota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal signifikan dan telah dinyatakan terpilih sebagai calon anggota DPR RI dari Dapil Aceh I.
Namun harapannya untuk duduk kembali sebagai wakil rakyat periode kedua kandas sudah. Pasalnya partai berlambang Ka’bah belum mampu memenuhi ambang batas parlementary Threshold (PT) 4 persen pada Pemilu 14 Februari 2024 lalu.
PPP hanya mampu meraih suara secara nasional sebesar 5.878.777 dari 84 daerah pemilihan atau 3,87%. Akibatnya, Illiza gagal menuju ke Senayan untuk kembali menjadi anggota DPR RI mewakili Provinsi Aceh. Posisinya digantikan Ghufran caleg DPR RI dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Ghufran meraih suara terbanyak mengalahkan rekan separtainya Rafli Kande dengan selisih suara 1.246 suara.
Gagalnya PPP meraih ambang ini memang mengejutkan semua pihak, sebab PPP merupakan partai tua yang dibentuk pada masa orde baru sebagai bagian kebijakan fusi partai, dimana saat itu presiden Soeharto melakukan perampingan partai-partai yang punya ideologis serupa.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Presentatif,Kamis, 21 Maret 2024 merujuk pada website resmi, PPP merupakan salah satu partai politik di Indonesia. PPP didirikan pada tanggal 5 Januari 1973 yang merupakan hasil fusi atau gabungan dari empat partai berbasis Islam yaitu Partai Nahdlatul Ulama, Partai Muslimin Indonesia (Parmusi) Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) dan Partai Islam Perti.
Partai PPP dipelopori oleh KH Idham Chalid ( Ketua Umum PB NU), H.Mohammad Syafaat Mintaredja (Ketua Umum Parmusi) SH, Haji Anwar Tjokroaminoto (Ketua Umum PSII), Haji Rusli Halil ( Ketua Umum Perti), dan Haji Mayskur (Ketua Kelompok Persatuan Pembangunan di DPR). Dengan hasil gabungan dari partai -partai besar berbasis Islam, maka PPP telah memproklamirkan diri sebagai ” Rumah Besar Umat Islam”.
Dalam perjalanannya dan kiprah, PPP pernah mengalami pasang surut dalam perpolitikan di Indonesia. Bahkan PPP pernah meraih perolehan suara yang sangat signifikan dan tinggi dalam beberapa pemilu di Indonesia. Sebut saja pada Pemilu 1973 PPP berhasil meraih 14.833.942 suara, dengan persentase 27.11% dengan jumlah kursi di DPR 96. Kemudian pada pemilu 1977 PPP meraih 18.722.138 suara dengan persentase 29.29% dengan jumlah kursi di DPR 99.
Berikutnya pada pemilu 1982,PPP meraih 20.871.880 suara dengan persentase 15.97% dengan jumlah kursi di DPR 61. Selanjutnya pada Pemilu 1987 PPP meraih 13.701.428 suara dengan persentase 15.97% dengan jumlah kursi di DPR 61. Berikutnya pada pemilu 1992, PPP meraih 16.624.647 suara dengan persentase 17.00% dengan jumlah kursi di DPR 62.
Pada Pemilu 1997, PPP meraih 25.340.028 suara dengan persentase 22.43% dengan jumlah kursi di DPR 89. Selanjutnya pada Pemilu 1999, PPP meraih 11.329.905 suara dengan persentase 10.71% , dengan jumlah kursi di DPR 58. Berikutnya pada Pemilu 2004, PPP meraih 9.248.765 suara, dengan persentase 9.15% dengan jumlah kursi di DPR 58.
Pada pemilu 2009, PPP meraih 5.533.214 suara, dengan persentase 5.32%, dengan jumlah kursi di DPR 38. Selanjutnya pada Pemilu 2014, PPP meraih 8.157.488 dengan persentase 6.53%, dengan jumlah kursi di DPR 39. Berikutnya pada pemilu 2019, PPP meraih 6.323.147 suara dengan persentase 4.52% dengan jumlah kursi di DPR 19. Terakhir pada pemilu 2024, PPP meraih 5.878.777 suara, dengan persentase 3.87% , dengan kursi di DPR kosong.(HS)
ACEH TENGGARA_ Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Badar Kabupaten Aceh Tenggara, Dede Suhery M.Pd…
ACEH UTARA – Dugaan kasus pemalsuan tanda tangan untuk memperoleh Bantuan Langsung Tunai (BLT) secara…
Aceh Tenggara_ Bupati terpilih Kabupaten Aceh Tenggara periode 2025-2030 H.M Salim Fakhry S,E. M,M. Meski…
Aceh Tenggara_ Selama Januari 2025, sebanyak 364 orang sudah memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) di…
Aceh Tenggara_ Dewan Pimpinan Cabang, Lembaga Swadaya Masyarakat, Pemerhati Kinerja Aparatur Negara (DPC Lsm Perkara)…
ACEH SELATAN - Polemik pengangkutan hasil tambang di Aceh Selatan menjadi pembahasan serius yang melibatkan…